Nafas ditarik
panjang
matanya sepet dek
kerana sengih
kepala didongak ke
langit
kemudian pandang ke
kasutnya
langkah di atur
kemas
bibirnya istighfar
diambil ranting kayu
tiba di meja batu
dia melabuhkan
punggung
sambil memukul meja
membuat rentak
sesukanya
konon “drummers”
dalam marah dan
kecewa
dia memilih untuk
tersenyum
kemudian di
ulang-ulang;
“la taghdhob!”
diseling istighfar
disandarkan tubuhnya
di bawah pohon hijau
helaian lembaran
cintaNya diselak
dibaca ayatNya
perlahan
dalam senyum air
matanya mengalir
“sesungguhnya
bersama kesulitan ada kemudahan”
dia kemudian terusan tersengih
Comments
Post a Comment