Harini aku berkerja
bagaikan ada esok
buatku
harini aku bekerja
bagaikan esok itu
pasti
lalu aku banyak
sekali melupakan tuhanku
harini aku memiliki
bagaikan esok dia
ada bersamaku
harini aku memimpin
tangannya
bagaikan ia akan
sehangat hari ini
aku asyik
mencintainya lebih dari tuhanku
harini aku lihat
matahari
bahangnya dapat
mengeringkan baju
mengeluarkan peluh
dari tubuhku
aku mencintai diriku
bagaikan esok ia
masih bergerak bersamaku
seakan jemariku
mampu menulis seperti sekarang
tanpa aku sedar aku
ini milik tuhanku
harini aku melihat
senyum kedua orang tuaku
segirang hatinya
melihatku disisinya
sesejuk hatinya
memandangku penuh sayang
lalu aku memberikan
banyak alasan
supaya tidak jauh
darinya
walhal cuma kerna untuk
tuhanku
walau aku sadar
mereka ini tuhan yang pinjamkan
harini ini aku lupa
bertanya pada diri
pabila seluruh tubuh
kurasa dimiliki oleh hari esok
terlupa aku pantang
larang dalam berhidup
walhal disisiku yang
bermain cuma permainan
dalam tak sedar
jiwaku hancur dirasuk syaitan
hidup bagaikan tidak bertuhan!
bertanya aku pada
diri,
nikmat tuhanku yang
mnakah aku dustakan?
Comments
Post a Comment